Empat orang dinyatakan tewas akibat terkena awan panas erupsi Gunung
Sinabung, Sabtu 1 Februari 2014. Camat Payung Tony Sembiring mengatakan
korban tewas adalah mahasiswa dan warga Sukameriah, Kecamatan Payung.
Tony mengatakan dari penjelasan warga kepadanya, ada mahasiswa dipandu
warga memasuki Desa Sukameriah sebelum erupsi terjadi. “Bahkan mereka
sempat berfoto,” kata Camat Payung Tony Sembiring, Sabtu.
Gunung Sinabung kembali memuntahkan debu panas sekitar pukul 10.30 WIB. Hujan debu panas mengguyur beberapa desa di Kecamatan Tiganderket, Kecamatan Simpang Empat. Hujan debu kali ini tergolong besar sehingga mempengaruhi jarak pandang di sekitar kaki Gunung Sinabung. Salah seorang yang tewas di antaranya warga Desa Sukameriah yang diduga sebagai pemandu jalan. “Jenazah sedang diotopsi di rumah sakit. Nanti akan kami sampaikan data diri korban tewas. Saat ini saya sedang di Desa Sukameriah di lokasi ditemukannya jenazah bersama musyawarah pimpinan kecamatan,” ujar Sembiring.
Empat orang dinyatakan tewas akibat terkena awan panas erupsi Gunung Sinabung, Sabtu 1 Februari 2014. Jasad empat orang itu ditemukan di Desa Sukameriah, Kecamatan Payung.
Camat Payung Tony Sembiring mengatakan 4 korban tewas adalah mahasiswa dan warga Sukameriah. “Tadi dari penjelasan warga kepada saya ada mahasiswa dipandu warga memasuki Desa Sukameriah sebelum erupsi terjadi,” kata Camat Payung Tony Sembiring, Sabtu. Gunung Sinabung kembali memuntahkan debu panas sekitar pukul 10.30 WIB. Hujan debu panas mengguyur beberapa desa di Kecamatan Tiganderket, Kecamatan Simpang Empat. Hujan debu kali ini tergolong besar sehingga mempengaruhi jarak pandang di sekitar kaki Gunung Sinabung.
Salah seorang yang tewas di antaranya warga Desa Sukameriah yang diduga sebagai pemandu jalan mahasiswa. “Jenazah sedang diotopsi di rumah sakit. Nanti akan kami sampaikan data diri korban tewas. Saat ini saya sedang di Desa Sukameriah di lokasi ditemukannya jenazah bersama musyawarah pimpinan kecamatan,” ujar Sembiring.
Empat warga tewas terkena awan panas dari erupsi Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Sabtu (1/2). Keempat korban diantaranya Sehat Sembiring, Surya Sembiring, dan Doni Milala, seluruhnya merupakan warga Desa Suka Meriah, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo. Kondisi korban saat ditemukan mereka tergeletak berdekatan dan mengalami luka bakar pada sekujur tubuh dan mereka langsung dilarikan ke Rumah Sakit Efarina Etaham di Desa Korpri, Berastagi.
“Kejadiannya tadi pagi, mereka sudah dibawa ke rumah sakit,” kata M Yunus, satu warga. Disebutkannya, pagi itu korban hendak pulang ke desa mereka yang hingga saat ini masih dalam radius steril. Keberadaan mereka baru diketahui setelah salah satu petugas jaga pos desa turun ke desa untuk mengecek situasi pasca erupsi yang terjadi. Saat itulah diketahui ketiganya menjadi korban awan panas dengan tubub tergeletak berdekatan.
Sementara Camat Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, Tony Sembiring menyebutkan empat korban tewas terkena semburan awan panas dari Erupsi Sinabung sudah dievakuasi dari Desa Suka Meriah, Kecamatan Payung, Sabtu (1/2) sore.Tony menyebutkan, kondisi korban sendiri ditemukan tergeletak dan diselimuti abu vulkanik. Tidak hanya itu, sebanyak 3 orang warga juga terluka terkena awan panas erupsi Gunung Sinabung.
Gunung Sinabung yang masih berstatus awas atau berada pada level 4, terus mengeluarkan guguran lava disertai luncuran awan panas sejauh 4 kilometer. “Kemarin lontaran awan panas dari gunung tersebut hanya mencapai 3 kilometer. Dan saat ini mencapai 4 kilometer,”kata M Yunus, satu warga, Rabu (15/1).
Sementara Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi menetapkan pengosongan area yang masuk dalam radius 5 kilometer dari Gunung Sinabung Namun, secara khusus pada sisi tenggara Sinabung, PVMBG merekomendasikan pengosongan area pada radius 7 kilometer mengingat arah luncuran awan panas yang selalu mengarah ke sisi tersebut. Hingga kemarin pukul 19.00 Wib, tercatat 30 kali letusan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara ini. Dan masyarakat tetap diingatkan waspada untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan.
Jumlah pengungsi erupsi Sinabung, saat ini bertambah menjadi 26.088 orang atau 8.103 kepala keluarga (KK). Pengungsi tersebut berasal dari 34 desa dan 2 dusun. (samosir). Sejumlah akses menuju Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, telah ditutup aparat keamanan untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan.
“Penutupan akses dalam radius 3 kilometer dari kaki Gunung Sinabung. Ini dilakukan untuk mencegah pengungsi kembali ke kampung mereka,”ungkap Kapten Inf J Samosir, Komandan Rayon Militer 05/Payung, kepada wartawan, Kamis (7/11).
Penutupan akses tersebut, masih kata Samosir, dilakukan pada jalan menuju Desa Suka Meriah, Kecamatan Payung dan di Desa Mardinding Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo.
Menurut dia, saat ini aktivitas Gunung Sinabung terus meningkat dan mengeluarkan awan panas. Demi keselamatan warga aparat TNI menutup akses jalan dengan memasang palang dari bambu. Ini adalah pertama kali awan panas keluar dari kawah Gunung Sinabung sejak meletus September lalu. Saat ini lebih kurang dua ribu pengungsi masih bertahan di empat titik lokasi yang disediakan Pemkab Karo.
Masyarakat yang tinggal di empat desa terpaksa dievakuasi menyusul aktivitas Gunung Sinabung yang semakin bergolak. Hingga Selasa (12/11) jumlah pengungsi mencapai 5.576 jiwa. Begitu juga personil TNI disiagakan di sekitar kaki Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, untuk mengevakuasi warga. “Keempat desa yakni Desa Sigarang-garang, Desa Guru Kinayan, Desa Kuta Gugung dan Desa Sibintun,”kat Camat Payung, Tony Sembiring, kepada wartawan.
Dijelaskannya, terjadi letusan Gunung Sinabung dan menyemburkan abu vulkanik sejauh 4 kilometer.
Sementara Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan saat ini erupsi tertutup kabur dan awan panas meluncur dengan jarak 800 meter. Menurut Sutopo, BNNP sebelumnya sudah meminta masyarakat untuk menjauhi zona berbahaya Gunung Sinabung di Kabupaten Tanah Karo, yang sudah berulangkali erupsi dengan mengeluarkan abu vulkanik.
“Kita berharap supaya masyarakat mengikuti imbauan, sehingga bila terjadi erupsi lagi tidak sampai jatuh korban. Dan Gunung Sinabung masih tetap terpantau beraktivitas,” ujar Sutopo.
Gelar Ritual
Aktivitas Gunung Sinabung semakin meningkat membuat warga yang mayoritas berasal dari desa di kaki gunung menggelar ritual bernama Ercibal Belo Cawir di Desa Mardinding, Kecamatan Tiga Nderket. Acara ritual tersebut dilakukan karena mereka berkeyakinan dapat menenangkan Gunung Sinabung. Dalam ritual tersebut, warga membawa persembahan berupa pulut kuning dan daging ayam. Sesajen itu diletakkan dekat sumber mata air desa bernama Tapin Mardinding Rumah Julu.
Tampah berisi sesajen tersebut diletakkan dibawah pohon Buwah yang tumbuh di tempat tersebut. Selain itu mereka juga memasang tiang setinggi 1 meter untuk meletakkan daun sirih atau mereka sebut belo
sumber:http://akuindonesiana.wordpress.com/
Gunung Sinabung kembali memuntahkan debu panas sekitar pukul 10.30 WIB. Hujan debu panas mengguyur beberapa desa di Kecamatan Tiganderket, Kecamatan Simpang Empat. Hujan debu kali ini tergolong besar sehingga mempengaruhi jarak pandang di sekitar kaki Gunung Sinabung. Salah seorang yang tewas di antaranya warga Desa Sukameriah yang diduga sebagai pemandu jalan. “Jenazah sedang diotopsi di rumah sakit. Nanti akan kami sampaikan data diri korban tewas. Saat ini saya sedang di Desa Sukameriah di lokasi ditemukannya jenazah bersama musyawarah pimpinan kecamatan,” ujar Sembiring.
Empat orang dinyatakan tewas akibat terkena awan panas erupsi Gunung Sinabung, Sabtu 1 Februari 2014. Jasad empat orang itu ditemukan di Desa Sukameriah, Kecamatan Payung.
Camat Payung Tony Sembiring mengatakan 4 korban tewas adalah mahasiswa dan warga Sukameriah. “Tadi dari penjelasan warga kepada saya ada mahasiswa dipandu warga memasuki Desa Sukameriah sebelum erupsi terjadi,” kata Camat Payung Tony Sembiring, Sabtu. Gunung Sinabung kembali memuntahkan debu panas sekitar pukul 10.30 WIB. Hujan debu panas mengguyur beberapa desa di Kecamatan Tiganderket, Kecamatan Simpang Empat. Hujan debu kali ini tergolong besar sehingga mempengaruhi jarak pandang di sekitar kaki Gunung Sinabung.
Salah seorang yang tewas di antaranya warga Desa Sukameriah yang diduga sebagai pemandu jalan mahasiswa. “Jenazah sedang diotopsi di rumah sakit. Nanti akan kami sampaikan data diri korban tewas. Saat ini saya sedang di Desa Sukameriah di lokasi ditemukannya jenazah bersama musyawarah pimpinan kecamatan,” ujar Sembiring.
Empat warga tewas terkena awan panas dari erupsi Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Sabtu (1/2). Keempat korban diantaranya Sehat Sembiring, Surya Sembiring, dan Doni Milala, seluruhnya merupakan warga Desa Suka Meriah, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo. Kondisi korban saat ditemukan mereka tergeletak berdekatan dan mengalami luka bakar pada sekujur tubuh dan mereka langsung dilarikan ke Rumah Sakit Efarina Etaham di Desa Korpri, Berastagi.
“Kejadiannya tadi pagi, mereka sudah dibawa ke rumah sakit,” kata M Yunus, satu warga. Disebutkannya, pagi itu korban hendak pulang ke desa mereka yang hingga saat ini masih dalam radius steril. Keberadaan mereka baru diketahui setelah salah satu petugas jaga pos desa turun ke desa untuk mengecek situasi pasca erupsi yang terjadi. Saat itulah diketahui ketiganya menjadi korban awan panas dengan tubub tergeletak berdekatan.
Sementara Camat Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, Tony Sembiring menyebutkan empat korban tewas terkena semburan awan panas dari Erupsi Sinabung sudah dievakuasi dari Desa Suka Meriah, Kecamatan Payung, Sabtu (1/2) sore.Tony menyebutkan, kondisi korban sendiri ditemukan tergeletak dan diselimuti abu vulkanik. Tidak hanya itu, sebanyak 3 orang warga juga terluka terkena awan panas erupsi Gunung Sinabung.
Gunung Sinabung yang masih berstatus awas atau berada pada level 4, terus mengeluarkan guguran lava disertai luncuran awan panas sejauh 4 kilometer. “Kemarin lontaran awan panas dari gunung tersebut hanya mencapai 3 kilometer. Dan saat ini mencapai 4 kilometer,”kata M Yunus, satu warga, Rabu (15/1).
Sementara Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi menetapkan pengosongan area yang masuk dalam radius 5 kilometer dari Gunung Sinabung Namun, secara khusus pada sisi tenggara Sinabung, PVMBG merekomendasikan pengosongan area pada radius 7 kilometer mengingat arah luncuran awan panas yang selalu mengarah ke sisi tersebut. Hingga kemarin pukul 19.00 Wib, tercatat 30 kali letusan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara ini. Dan masyarakat tetap diingatkan waspada untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan.
Jumlah pengungsi erupsi Sinabung, saat ini bertambah menjadi 26.088 orang atau 8.103 kepala keluarga (KK). Pengungsi tersebut berasal dari 34 desa dan 2 dusun. (samosir). Sejumlah akses menuju Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, telah ditutup aparat keamanan untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan.
“Penutupan akses dalam radius 3 kilometer dari kaki Gunung Sinabung. Ini dilakukan untuk mencegah pengungsi kembali ke kampung mereka,”ungkap Kapten Inf J Samosir, Komandan Rayon Militer 05/Payung, kepada wartawan, Kamis (7/11).
Penutupan akses tersebut, masih kata Samosir, dilakukan pada jalan menuju Desa Suka Meriah, Kecamatan Payung dan di Desa Mardinding Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo.
Menurut dia, saat ini aktivitas Gunung Sinabung terus meningkat dan mengeluarkan awan panas. Demi keselamatan warga aparat TNI menutup akses jalan dengan memasang palang dari bambu. Ini adalah pertama kali awan panas keluar dari kawah Gunung Sinabung sejak meletus September lalu. Saat ini lebih kurang dua ribu pengungsi masih bertahan di empat titik lokasi yang disediakan Pemkab Karo.
Masyarakat yang tinggal di empat desa terpaksa dievakuasi menyusul aktivitas Gunung Sinabung yang semakin bergolak. Hingga Selasa (12/11) jumlah pengungsi mencapai 5.576 jiwa. Begitu juga personil TNI disiagakan di sekitar kaki Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, untuk mengevakuasi warga. “Keempat desa yakni Desa Sigarang-garang, Desa Guru Kinayan, Desa Kuta Gugung dan Desa Sibintun,”kat Camat Payung, Tony Sembiring, kepada wartawan.
Dijelaskannya, terjadi letusan Gunung Sinabung dan menyemburkan abu vulkanik sejauh 4 kilometer.
Sementara Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan saat ini erupsi tertutup kabur dan awan panas meluncur dengan jarak 800 meter. Menurut Sutopo, BNNP sebelumnya sudah meminta masyarakat untuk menjauhi zona berbahaya Gunung Sinabung di Kabupaten Tanah Karo, yang sudah berulangkali erupsi dengan mengeluarkan abu vulkanik.
“Kita berharap supaya masyarakat mengikuti imbauan, sehingga bila terjadi erupsi lagi tidak sampai jatuh korban. Dan Gunung Sinabung masih tetap terpantau beraktivitas,” ujar Sutopo.
Gelar Ritual
Aktivitas Gunung Sinabung semakin meningkat membuat warga yang mayoritas berasal dari desa di kaki gunung menggelar ritual bernama Ercibal Belo Cawir di Desa Mardinding, Kecamatan Tiga Nderket. Acara ritual tersebut dilakukan karena mereka berkeyakinan dapat menenangkan Gunung Sinabung. Dalam ritual tersebut, warga membawa persembahan berupa pulut kuning dan daging ayam. Sesajen itu diletakkan dekat sumber mata air desa bernama Tapin Mardinding Rumah Julu.
Tampah berisi sesajen tersebut diletakkan dibawah pohon Buwah yang tumbuh di tempat tersebut. Selain itu mereka juga memasang tiang setinggi 1 meter untuk meletakkan daun sirih atau mereka sebut belo
sumber:http://akuindonesiana.wordpress.com/
0 komentar:
Posting Komentar