Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Popular Templates

selamat datang

teguh setiawan blog"s
Home » » Genangan di TPU Karet Bivak Pun Jadi Tempat Memancing dan Berenang...

Genangan di TPU Karet Bivak Pun Jadi Tempat Memancing dan Berenang...

Anak-anak bermain di genangan banjir TPU Karet Bivak.
JAKARTA, KOMPAS.com — Blok AA1 Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (31/1/2014), masih digenangi air setinggi 50-an sentimeter. Anak-anak dan warga sekitar TPU Karet Bivak memanfaatkan genangan itu untuk beragam kegiatan, termasuk untuk berenang dan mencari ikan.

Salah satunya adalah Raka (10), warga Jalan Karet Tengsin, Pasar Baru Barat 1, Jakarta Pusat. Dia memanfaatkan banjir dia area pemakaman tersebut untuk mencuci sepedanya. Sesudahnya, dia mencari ikan sepat dan kecebong di genangan.

Raka mengaku setiap pulang sekolah mendatangi lokasi ini bersama teman-temannya. "Mumpung lagi kayak gini (banjir), makanya ke sini saja. Tadi juga ada tuh yang dapet uler sudah ditaruh di SD 13," ujar Raka kepada Kompas.com, di TPU Karet Bivak, Jumat (31/1/2014) petang.

Bukan hanya Raka yang sengaja bermain di genangan banjir tersebut. Kahfi, bocah kelas V SD 13 Karet, juga ada di sana. Dia memilih berenang di genangan banjir tersebut dibandingkan harus bayar di kolam renang Sinabung. "Kalau di sini enggak bayar, kalau di sana kan harus bayar Rp 5.000," ujar Kahfi.

Pantauan Kompas.com, ratusan makam yang berada di Blok AA1 masih terendam genangan air. Kepala Suku Dinas Pemakaman Jakarta Pusat Dedy Tarmizi menjelaskan, saat ini mereka sedang berusaha menyedot air yang menggenangi kantor TPU Karet Bivak.

Genangan air setinggi 50 sentimeter itu berasal dari rembesan air dari ratusan makam di Blok AA1 yang terendam. "Saat ini dua pompa air sedang menyedot air di kantor TPU Karet. Kalau untuk makam kemarin sudah kami lakukan penyedotan dengan dua truk tangki," kata Dedy.

Masalahnya, aku Dedy, blok yang masih tergenang ini berada di cekungan. Belum lagi, curah hujan belum turun sehingga air terus saja datang. "Penyebabnya juga faktor alam, jadi kami tunggu sampai hujan reda baru bisa surut," ujarnya.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Recent Templates

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. teguh blog"s - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger